IMF Beri Sinyal Resesi Global Tahun 2023, Akankan Indonesia Terdampak?

INDONESIANEWS.ID, Jakarta: Sinyal resesi global 2023 kian terasa kuat jelang akhir 2022. Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) mulai pasang ‘kuda-kuda’.

Presiden Bank Dunia David Malpass dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva memperingatkan tentang meningkatnya risiko resesi global dan mengatakan inflasi tetap menjadi masalah yang berkelanjutan setelah serangan Rusia ke Ukraina.

“Ada risiko dan bahaya nyata dari resesi dunia tahun depan,” kata Malpass dalam dialog dengan Georgieva pada awal pertemuan langsung pertama kedua lembaga sejak pandemi Covid-19, Senin (10/10/2022), dikutip Reuters.

Dia mengutip perlambatan pertumbuhan di negara maju dan depresiasi mata uang di banyak negara berkembang, serta kekhawatiran inflasi yang sedang berlangsung.

Adapun, Georgieva pekan lalu mengatakan pemberi pinjaman global akan menurunkan perkiraannya untuk pertumbuhan global sebesar 2,9% pada 2023 ketika merilis World Economic Outlook. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh pandemi COVID-19, invasi Rusia ke Ukraina dan bencana iklim di semua benua.

Pada Senin, dia mencatat bahwa aktivitas ekonomi melambat di ketiga ekonomi utama – Eropa, yang telah terpukul keras oleh harga gas alam yang tinggi; China, di mana volatilitas perumahan dan gangguan Covid-19 menyeret turun pertumbuhan; dan Amerika Serikat, di mana kenaikan suku bunga mulai berdampak.

Malpass dan Georgieva senada menilai perlambatan pertumbuhan di negara maju, kenaikan suku bunga, risiko iklim, dan berlanjutnya harga pangan dan energi yang tinggi sangat memukul negara-negara berkembang. Mereka pun menyerukan tindakan bersama untuk membantu pasar negara berkembang.

Georgieva, kepala IMF pertama dari ekonomi pasar berkembang, mengatakan ekonomi maju perlu mengendalikan bahaya besar dan menakutkan dari krisis utang karena itu akan memengaruhi semua negara, bukan hanya mereka yang memiliki beban utang tinggi.

“Bukan gambaran yang cerah. Tetapi jika kita bergabung, jika kita bertindak bersama, kita dapat mengurangi rasa sakit yang ada di depan kita pada tahun 2023,” tuturnya.

Georgieva mengatakan IMF akan mengadvokasi bank sentral untuk melanjutkan upaya mereka menahan inflasi, meskipun berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi.

Jika mereka tidak melakukan cukup, katanya, dunia akan berada dalam masalah. Dia pun menegaskan langkah-langkah fiskal harus ditargetkan dengan baik untuk memastikan mereka tidak menambahkan lebih banyak “bahan bakar ke api inflasi”.*(Redaksi)

Redaksi
Author: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *