INDONESIANEWS.ID: Survei Katadata Insight Center (KIC) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan, masyarakat Indonesia lebih mempercayai informasi yang beredar di media sosial ketimbang situs resmi pemerintah. Platform yang paling dipercaya yakni WhatsApp. Indeks tersebut berdasarkan hasil survei terhadap 1.670 responden, yang dilakukan selama 18-31 Agustus lalu. Responden merupakan anggota rumah tangga berusia 17-30 tahun dan mengakses internet tiga bulan terakhir. Tingkat toleransi kesalahan (margin of error) 2,45%.
Berdasarkan survei tersebut, 76% responden mencari informasi melalui media sosial. Kemudian, 59,5% televisi dan 25,25 berita online.
Televisi merupakan media yang paling dipercaya responden, yakni 49,5%. Disusul oleh media sosial 20,3% dan situs pemerintah hanya 15,3%. “Ini karena data di media sosial dinilai jelas dan lengkap,” kata Direktur Riset KIC Mulya Amri saat konferensi pers virtual terkait hasil survei literasi digital nasional, Jumat (20/11). Dilansir katadata.
Berdasarkan survei KIC dan Kominfo, 11,2% menyatakan pernah menyebarkan kabar bohong atau hoaks. Sebanyak 68,4% di antaranya mengatakan hanya ingin mendistribusikan informasi, meski belum memverifikasi kebenarannya. Lalu, 56,1% tidak tahu bahwa itu hoaks. Kemudian, karena alasan tak mengetahui sumber informasi, iseng, dan untuk memengaruhi orang lain. “Masyarakat yang tinggal di perdesaan cenderung tidak menyebarkan hoaks. Ini artinya, masyarakat di perkotaan lebih banyak terpapar, sehingga dengan mudah menyebarluaskan,” kata dia. []
Komentar